Selasa, 10 November 2020

Kota kecil Temanggung

 Tugas Sosiologi Perkotaan

Dalam UU Penataan ruang No.25 tahun 2007, dijelaskan bahwa kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. dalam hal ini termasuk fasilitas umum dan publik harus memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. 

dikutip dari : 
(https://www.instagram.com/p/CAUMRXYAIix/
?utm_source=ig_web_copy_link)

Pembahasan pada postingan kali ini adalah wilayah perkotaan kabupaten temanggung. Kabupaten temanggung dikenal dengan pertanian tembakau dan kopi, selain itu tempat wisata di kabupaten ini juga cukup diminati. Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah dengan Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Temanggung yaitu Utara : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang; Selatan : Kabupaten Magelang; Barat : Kabupaten Wonosobo; Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. 


Tata ruang kota temanggung mengikuti teori inti ganda. teori ini menjelaskan bahwa tata ruang kota memiliki struktur yang kompleks. begitu juga temanggung, dimana ada di sekitar daerah industri terdapat pemukiman pekerja. selain itu ada beberapa inti kota dalam satu kabupaten. dalam satu kabupaten temanggung terdapat 2 bagian kota yaitu temanggung dan parakan. Kota temanggung juga di kenal dengan budaya yang di lestarikan seperti kuda lumping. temanggung yang merupakan kota kecil sektor pertanian memberikan kontribusi pada kondisi ekonominya.

Dikutip Dari : (http://sippa.ciptakarya.pu.go.id)
Grafik disamping menunjukkan besar kontribusi berbagai sektor yang ada di kabupaten temanggung. sektor jasa sudah bisa sampai 16% dan kontribusi dari sektor industri 18% sedangkan sektor pertanian 30%. hal ini menunjukkan banyaknya masyarakat bekerja diluar sektor pertanian. 

kemudian, temanggung juga memiliki keindahan alam ketika cerah walau berada di lingkungan perkotaan, berikut ini video kecamatan parakan. kabupaten temanggung.

Dikutip Dari : (https://www.instagram.com/p/
CETe4jLpCwb/?utm_source=ig_web_copy_link)

Kota ini memiliki transportasi publik yang baik antar kecamatan. perkotaan masih banyak bus beroperasi da juga angkutan desa. moda transportasi ini diminati oleh masyarakat dan pelajar. hal ini memudahkan dalam mencapai tujuan ke sekolah dengan hemat dan efisien.

Referensi :
http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_f72235940c_BAB%20IIBAB%202%20Profil%20Wilayah%20Kab%20Temanggung%20RPI2JM_rev.pdf

Jamaludin, A. N. (2015). Sosiologi perkotaan: memahami masyarakat kota dan problematikanya.


Share:

Minggu, 25 Oktober 2020

Sosiologi Perkotaan

Perkenalkan saya Puja Agung Dewantoro dari Pendidikan Sosiologi UNY 2019. pada postingan kali ini akan memaparkan beberapa hal mengenai sosiologi dan kondisi lingkungan kota yang terbagi menjadi empat poin yaitu Hubungan Sosiologi denga Wilayah Kota; Teori Perkembangan Kota dan Relevansinya dengan kondisi saat ini; Proses Sosialisasi Perkotaan; Bentuk Kota Administrasi menurut Koentjaraningrat.

Sumber : (https://image-cdn.medkomtek.com/MoALsh3nsGlWIVxIsoy0iHCqH8g=/1200x675/smart/klikdokter-media buckets/medias/2302273/original/005784000_1544776542-Gangguan-Tidur-di-Kota-Besar-Bisa-Akibat-Kondisi-Ini-By-J.-Henning-Buchholz-Shutterstock.jpg)


1.     Hubungan Sosiologi denga Wilayah Kota

               Ilmu Sosiologi mengkaji dan menganalisis tentang kehidupan manusia bermasyarakat. Lebih dalam untuk mengetahui struktur sosial yang berlaku, pola sosial, organisasi sosial dan lainnya. Dalam wilayah kota terdapat masyarakat yang cukup kompleks dengan kepadatan penduduk, sifat heterogen, dan spesialisasi pekerjaan. Hubungan disiplin ilmu sosiologi ini guna mengetahui pola-pola sosial, organisasi yang terbentuk dari perilaku masyarakat, dan kesuluruhan tentang kehidupan masyarakat kota. Sosiologi dapat digunakan untuk mengetahui gejala sosial yang didalamnya ada interaksi sosial. Termasuk pada penyebab-penyebab permasalahan sosial yang ada.

2.      Teori Perkembangan Kota dan Relevansinya dengan kondisi saat ini

               Teori Sewa Tanah (Von Thunen) Teori perkembangan kota ini menjelaskan bahwa tanah yang semakin dekat dengan pusat kota harganya akan semakin tinggi. Karena hal ini maka pemanfaatan tanah dekat kota digunakan untuk kegiatan menghasilkan dengan keuntungan tinggi. Semakin dekat dengan pusat kota maka kegiatannya lebih kepada usaha bidang jasa dan perdagangan.

                Melihat dari teori ini masih berlaku untuk keadaan sekarang. Tanah-tanah yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan akan semakin mahal. Seperti lingkungan universitas, industri, pusat bisnis, dan wisata. Hal ini karena tanah tersebut dapat nilai lebih untuk kegiatan ekonomi. Semakin dekat dengan kota besar juga akan lebih mahal seperti jakarta, bandung, surabaya, dan kota lain.

3.      Proses Sosialisasi Perkotaan           

               Manusia lahir dan berkembang dalam sebuah keluarga, ketika lahir belum ada hal yang kita tahu dan kelompok pertama yang kita kenal adalah keluarga. Dalam pertumbuhan manusia belajar dan berinteraksi mulai dari keluarga, sekolah, lalu masyarakat. Proses sosialisasi sebagai penanaman nilai, norma dan kebiasaan yang terjadi dari genereasi ke generasi. Proses belajar tentang diri dan lingkungan ini dalam perkotaan terjadi dalam 3 lingkup Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat.

               Pada masyarakat kota sosialisasi di lingkungan keluarga banyak yang mengalami peregangan dan gap orang tua dengan anak. Hal ini terjadi karena adanya teknologi membuat masing-masing sibuk akan dunianya. Sehingga waktu yang seharusnya orang tua dengan anak berinteraksi menjadi berkurang. Hal ini dapat membuat sosialisasi tidak sempurna dalam lingkungan keluarga. Lalu anak mendapatkan proses sosialisasinya dari teman-temannya di sekolah. Dalam sekolah proses penanaman nilai dan norma di barengi dengan transfer ilmu. Selain berinteraksi antara temen sebaya anak juga dapat berinteraksi dengan guru sehingga menjalin proses aktualisasi diri. Lingkup terakhir dalam proses sosialisasi seseorang terjadi di masyarakat. Dalam masyarakat terdapat sistem dengan banyak komponen dengan heterogenitas tinggi. Innteraksi asosiatif dan disosiatif dapat terjadi di masyarakat. Dalam bermasyarakat juga wajib patuh hukum yang berlaku hal ini demi menciptakan tujuan kolektif yaitu keadaan lingkungan baik sosial dan alam.

 

Bolos, Puluhan Pelajar Kota Santri Terjaring Razia

“Jombang – Puluhan pelajar di Jombang terjaring razia petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ketika asik nongkrong di warung free wifi dan tempat-tempat game online. Merekapun kemudian dibawa kantor Pol PP untuk di data dan diberi pengarahan.”

(Rachman, 2018)

               Dalam Berita diatas memperlihatkan bagaimana pelajar membolos sekolah untuk bermain game online. Banyak diantara mereka ditemukan di tempat nognkrong maupun tempat penyewaan game pada saat jam sekolah.

               Kejadian diatas menjadi salah satu bentuk penyimpangan sosial yaitu kenakalan remaja. Anak-anak dengan masa transisi atau mulai remaja memiliki emosi yang gampang terpengaruh akan dunia luar. Sehingga, sering terjadi penyimpangan salah satunya membolos. Perilaku membolos ini perlu mendapat perhatian penuh dari berbagai pihak. Bukan saja hanya perhatian yang berasal dari pihak sekolah, melainkan juga orang tua.

              

4.      Bentuk Kota Administrasi menurut Koentjaraningrat   

Kota administrasi menurut Koentjaraningrat merupakan bentuk baru kota karena masuknya bangsa eropa ke indonesia. Susuanan dari kota ini umumnya berkisar di sekeliling sebuah lapangan atau alun-alun. Di dekat nya terdapat daerah pemukiman kepala pemerintahan dan gedung penting. Contohnya Temanggung. Alun-alun temanggung di kelilingi oleh gedung penting seperti Kantor DPRD, Masjid, Pendopo pemerintahan, pusat perbelanjaan, taman, dan juga Lapas.

 

 

Refrensi  :

Rachman, T. (2018). Bolos, Puluhan Pelajar Kota Santri Terjaring Razia. Jombang: Akurasinews.com.

Destiana, N., Basar, G. G. K., & Humaedi, S. (2016). Hubungan Cara Mengasuh Oleh Orang Tua Terhadap Perilaku Membolos Pelajar SMA. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 3(1).

Jamaludin, A. N. (2015). Sosiologi perkotaan: memahami masyarakat kota dan problematikanya.

Pandaleke, A. (2015). Sosiologi Perkotaan. Bogor: Maxindo Internasional.

 

Share: